7 Kesalahan HRD Saat Mempublikasikan Lowongan Kerja
|Bukan hanya pelamar kerja saja yang sering banyak melakukan kesalahan yang membuat pintu mereka tertutup dengan sendirinya, namun para HRD pun juga bisa melakukan kesalahan yang membuat perusahaan tersebut kesulitan mendapatkan kandidat yang pas dengan yang diinginkannya. Kalau dulu berita lowongan kerja dipublikasikan dalam bentuk cetakan di koran, sekarang ini lowongan kerja sudah bisa diakses di mana-mana secara gratis dan cepat, yaitu secara digital.
Bagi para HRD, yuk perhatikan kesalahan berikut ini saat mempublikasikan lowongan kerja agar tidak terulang kembali!
Desain yang kurang menarik
Di zaman yang serba digital sekarang ini, setiap orang hanya ingin melihat berbagai postingan yang enak dipandang saja. Kalau dulu Anda harus mengandalkan para graphic designer untuk membuatkan iklan atau poster dengan desain yang menarik, sekarang ini hanya dengan bantuan berbagai aplikasi dan juga website di internet secara gratis, hanya dengan satu sentuhan manis, Anda bisa membuat sebuah poster lowongan kerja yang menarik hati.
Terutama bagi para generasi milenial, melihat lowongan kerja dengan desain yang kurang menarik pasti membuat mereka enggan dan tidak memprioritaskan lowongan kerja tersebut. Walaupun jabatan, gaji dan benefit yang Anda tawarkan cukup menarik hati, namun saat desain lowongan tersebut tidak eye catching, bukan hal yang tidak mungkin postingan iklan lowongan tersebut hanya dilewati dalam scroll saja tanpa membaca detailnya dengan seksama. Pasalnya, ada ratusan dan bahkan ribuan postingan lowongan kerja di internet yang saat ini bisa diakses, bukan hanya menjadi tugas pelamar kerja saja agar CV-nya dilirik oleh para HRD, namun tugas para HRD juga untuk mempublikasikan sebuah iklan lowongan kerja yang menarik agar bisa menyaring berbagai kandidat terbaik.
Lupa mencantumkan alamat email atau alamat perusahaan
Tujuan untuk mempublikasikan lowongan kerja adalah untuk menerima berbagai lamaran kerja dari berbagai kandidat. Namun terkadang, ada yang masih lupa untuk mencantumkan ke mana lamaran tersebut harus dikirimkan. Mengirimkan CV yang sudah dicetak ke alamat perusahaan memang sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke CV digital. Oleh karena itu, pastikan Anda tidak lupa mencantumkan alamat email HRD perusahaan untuk menerima berbagai CV tersebut. Lupa mencantumkan alamat email tidak hanya menutup pintu para calon pelamar, namun juga tidak baik untuk nama perusahaan Anda yang dinilai kurang profesional.
Tata bahasa yang buruk
Selain lupa mencantumkan alamat email untuk mengirimkan CV, salah satu kesalahan fatal saat mempublikasikan lowongan kerja adalah tata bahasa yang buruk. Meskipun lowongan tersebut bukan untuk penulis atau sekitarnya, namun tetap saja iklan lowongan tersebut dinilai kurang profesional dan kurang matang persiapannya sebelum dipublikasikan. Oleh karena itu, ada baiknya sebelum mempublikasikan lowongan kerja tersebut, cross check kembali tata bahasa dan efektivitas kalimat yang Anda gunakan dalam lowongan tersebut. Jika ada divisi copywriter, tak ada salahnya untuk meminta bantuan mereka.
Terlalu banyak syarat
Biasanya, persyaratan yang dibutuhkan untuk mengisi divisi atau jabatan yang sama pada setiap perusahaan kurang lebih sama. Misalnya, untuk lowongan graphic designer pasti diharapkan mereka yang sudah menguasai Adobe Photoshop, Ilustrator, Corel Draw dan berbagai kualifikasi yang lainnya. Setiap graphic designer yang sudah berpengalaman pasti mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh berbagai perusahaan. Oleh karena itu, cobalah menghindari syarat dan kualifikasi yang terlalu banyak dalam lowongan tersebut. Pasalnya, saat Anda mencantumkan lebih banyak syarat, pasti akan lebih banyak lagi calon kandidat yang mendaftar. Lebih baik, cantumkan 3-4 syarat dan kualifikasi yang dibutuhkan, selanjutnya bisa Anda kurasi kembali lewat CV yang diterima.
Pasalnya, mencantumkan terlalu banyak syarat dalam lowongan kerja menjadikan para calon kandidat merasa perusahaan Anda merupakan perusahaan yang rumit dan kurang fleksibilitas. Cantumkanlah satu atau dua hal yang penting, dan eliminasi hal-hal yang opsional.
Enggan mencantumkan gaji dan benefit
Jika Anda mempublikasikan lowongan kerja dalam bentuk poster, mungkin rasanya kurang relevan untuk mencantumkan range gaji yang ditawarkan, namun jika Anda mempublikasikan lowongan kerja tersebut dalam website profesional yang memang dikhususkan untuk mempertemukan para perusahaan dan pelamar kerja, tentu sangat dibutuhkan dan dianjurkan untuk mencantumkan gaji yang ditawarkan. Biasanya gaji ini menjadi daya tarik utama kepada para pelamar kerja. Selain gaji, akan lebih baik juga untuk mencantumkan benefit yang akan ditawarkan perusahaan tersebut, mulai dari asuransi kesehatan, fasilitas makan siang dan yang lainnya. Dengan begitu, tanpa harus menghabiskan waktu, para pelamar kerja bisa mempertimbangkan lowongan tersebut sebelum melamarnya.
Bukan hanya para pekerja saja yang sedang berlomba untuk bisa bergabung dengan perusahaan-perusahaan terbaik, namun para perusahaan pun juga sedang berkompetisi dengan perusahaan lain untuk mendapatkan kandidat terbaik. Tentunya, bagi perusahaan, gaji dan benefitlah yang bisa menjadi cara berkompetisi yang sengit.
Lupa mencantumkan deadline
Kalau Anda mempublikasikan lowongan kerja di website-website pencari kerja, biasanya Anda harus mengisikan detail lengkap seperti deadline dan maksimal tanggal untuk mengirimkan CV. Namun, saat Anda menyebarkan poster lowongan kerja, terkadang ada banyak HRD yang lupa untuk mencantumkan deadline lowongan kerja tersebut. Namanya di dunia digital, poster atau iklan image lowongan tersebut tidak akan pernah berhenti tersebar, saat Anda lupa mencantumkan tanggal lowongan dan deadline-nya, jangan kaget jika Anda terus-terusan dan tidak berhenti menerima CV dari para pelamar yang terkadang membuat para HRD juga kebingungan saat memilih. Begitu juga sebaliknya, saat seseorang melihat lowongan tersebut, bisa jadi ia enggan untuk melamar karena tidak mengetahui deadline yang pasti dan tidak mengetahui kebaruan lowongan tersebut.
Lupa menghapus lowongan saat sudah terisi
Nah, kesalahan yang satu ini sangat sekali sering terjadi di kalangan HRD saat sudah mendapatkan kandidat untuk suatu lowongan pekerjaan. Biasanya, para HRD hanya peduli terhadap lowongan kerja dan peduli untuk mendapatkan kandidat untuk mengisi lowongan tersebut tanpa mempedulikan saat lowongan tersebut sudah tidak berlaku lagi karena sudah terisi. Selain tidak lupa mempublikasikan lowongan kerja lengkap dengan detailnya, jangan lupa juga untuk menghapus lowongan yang sudah terisi atau sudah expired. Saat orang-orang melihat lowongan kerja Anda yang sudah berbulan-bulan lamanya, pasti perusahaan Anda dinilai tidak profesional.
Nah, itu dia berbagai kesalahan para HRD saat mempublikasikan lowongan kerja. Berbeda dengan lowongan kerja yang diterbitkan secara cetak, lowongan kerja yang dipublikasikan lewat internet memang lebih cepat mendatangkan calon kandidat. Namun tetap saja, Anda harus lebih berhati-hati, terutama saat berkaitkan dengan deadline dan waktu dipublikasikannya lowongan tersebut.
Untuk Anda yang masih kesulitan menemukan ruang kantor atau ruang meeting yang sesuai dengan kebutuhan, sekarang sudah ada XWORK yang bisa menemukannya untuk Anda. Hanya perlu akses XWORK melalui website XWORK atau langsung dapatkan aplikasinya di iOS atau Android. Selain itu, ada banyak review ruangan meeting dan ruang kantor yang paling direkomendasikan di blog XWORK!