X

5 Masalah yang Sering Dihadapi Oleh Generasi Milenial

Generasi milenial adalah generasi yang lahir pada awal tahun 1980-an hingga pertengahan tahun 1990. Oleh karena itu, jika dihitung secara matematis, para generasi milenial sekarang ini tengah memasuki usia produktif, mulai dari yang sedang meniti karir hingga yang mungkin sudah mengisi bangku manajer atau bahkan lebih tinggi lagi.

Namun, tak bisa dipungkiri, di manapun milenial duduk sekarang ini, mereka seringkali menemukan masalah yang kurang lebih sama. Oleh karena itu, untuk Anda yang tertarik bekerja sama dan merekrut para milenials, yuk coba ketahui dan pahami permasalahan generasi milenial yang sering ditemukan.

Kurang loyal dengan perusahaan

Bukan berarti mereka tidak setia dan tidak melakukan pekerjaan dengan baik, dan juga bukan berarti mereka bekerja sama dengan rival atau saingan perusahaan tempatnya bekerja, namun generasi milenial merupakan generasi yang memiliki keingintahuan tinggi, oleh karena itu banyak sekali generasi milenial yang ditemukan kurang loyal dengan perusahaan alias menjadi kutu loncat. Saat ia merasa sudah bosan dan sudah tidak menemukan tantangan dalam bidang kerja atau posisinya, tanpa ragu ia akan mencari tempat yang lainnya.

Serba salah saat sudah menduduki bangku yang lebih tinggi

Milenials bisa dibilang merupakan generasi yang masih terbilang muda, secara usia, mungkin usia tertua generasi milenial sekarang ini masih dalam usia 38 tahun. Secara usia, 38 tahun mungkin terbilang usia yang sudah sangat matang, namun dalam dunia karir, usia 38 belum memasuki usia yang sangat senior. Terlebih lagi untuk generasi milenial tengah yang sedang menapaki karir dan mulai menjadi manager atau sedang mendapatkan promosi jabatan untuk tingakatan kerjanya. Terkadang, usia yang cukup muda dan harus berhadapan dengan para generasi yang lebih tua, terlebih lagi jika berada di atasnya merupakan sebuah dilema yang tinggi: menjadi pemimpin, namun memimpin yang lebih tua. Hal ini terkadang membuat para generasi milenial yang maju selangkah di depan menjadi kesulitan dan bingung untuk bergerak. Oleh karenanya, sangat dibutuhkan bimbingan dari para mentor atau manajernya untuk mengarahkan mereka ke arah yang tepat.

Pemberontak

Di saat regulasi perusahaan masih mengharuskan para pekerjanya bekerja di dalam ruang kantor yang sudah disediakan, generasi milenial yang sudah melek internet dan media sosial masih saja terus menuntut pekerjaan remote yang tidak mengharuskan mereka untuk tidak berada di kantor setiap saat- yang mereka pikir merupakan sebuah hal yang sangat membosankan dan membatasi perkembangan diri mereka. Saat jam kerja sudah ditentukan dari pukul 9 pagi hingga 5 sore, generasi milenial masih ada yang ingin bernegosiasi untuk datang lebih siang namun berkomitmen untuk pulang lebih malam. Hal-hal sepele tersebutlah yang terkadang menjadi permasalahan bagi generasi milenial dan para pekerja lain di kantor tersebut.

Tidak takut kehilangan pekerjaan

Karena jiwa pemberontak, rasa ingin tau yang tinggi, ingin merasa bebas tanpa dibatasi, banyak generasi milenial yang tidak takut kehilangan pekerjaan. Mereka menganggap bahwa mereka masih muda, masa depan masih panjang dan akan ada banyak cara untuk mendapatkan pekerjaan jika ia kehilangan pekerjaannya yang sekarang ini. Belum lagi, dengan perkembangan internet dan sosial media yang sedang maraknya di tengah masyarakat, banyak generasi milenial yang tidak takut kehilangan pekerjaan karena mereka masih memiliki pilihan seperti menjadi Selebgram, Influencer, YouTuber, atau bahkan reviewer dan banyak jenis pekerjaan lainnya yang hanya bermodalkan internet dan sosial media. Hal ini bisa jadi baik, namun bisa juga menjadi buruk, tergantung dengan sudut pandang dan bagaimana cara menyikapinya. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan peran mentor dan orang yang lebih dewasa dan berpengalaman untuk menjadi teman berdiskusi mereka ini.

Belum money oriented

Generasi milenial yang masih menduduki usia 20-an memang masih belum memikirkan masa depan, oleh karena itu mereka belum terlalu money orinted. Tidak menjadi orang yang money oriented memang baik, hal tersebut menjadikan seseorang bisa jadi lebih berkembang. Namun, sekarang ini, masalah generasi milenial yang sering dihadapi adalah mereka yang lebih senang mencari kesenangan pribadi dan pengalaman dan mengesampingkan pendapatan yang akhirnya perlahan-lahan sudah terbiasa dengan hal tersebut dan menjadikan apa yang mereka kerjakan, meski tidak menghasilkan, merupakan sebuah pekerjaan yang membanggakan, passion, katanya. Belajar hal-hal baru memang sangat disarankan, namun tetap ada batasnya dan tetap harus memikirkan masa depan dengan memilih hal-hal yang baik. Sebagai pemberi kerja, hal ini pastinya sangat menguntungkan karena Anda tak perlu mengeluarkan gaji yang besar untuk membayar semangat generasi milenial yang sedang membara ini. Namun, dari segi generasi milenial, hal ini sebaiknya tidak dibiarkan terus menerus terjadi.

Nah, itu dia 5 permasalahan yang sering dihadapi oleh generasi milenial. Sebagai generasi yang lebih tua atau lebih dewasa, tidak ada salahnya untuk selalu membukakan pikiran dan menjadi teman diskusi bagi generasi milenial yang masih mencari jati diri untuk masa depannya masing-masing. Bagaimanapun, masa depan bangsa Indonesia juga ada di generasi milenial.

Untuk Anda yang masih kesulitan menemukan ruang kantor atau ruang meeting yang sesuai dengan kebutuhan, sekarang sudah ada XWORK yang bisa menemukannya untuk Anda. Hanya perlu akses XWORK melalui website  XWORK atau langsung dapatkan aplikasinya di iOS atau Android. Selain itu, ada banyak review ruangan meeting dan ruang kantor yang paling direkomendasikan di blog XWORK!

All images: pexels.com