Saat bekerja, seorang atasan dapat membentuk kepribadian dan juga sistem kerja bawahannya, secara sadar atau tidak. Seorang atasan yang baik akan melahirkan staf yang lebih baik pula karena mereka membimbing stafnya untuk menjadi karyawan yang seutuhnya, dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Sayangnya, tidak semua staf beruntung bisa mendapatkan atasan yang baik dan patut dicontoh, masih ada orang-orang yang sebenarnya belum mampu dan belum siap menjadi atasan, namun dengan satu dan dua alasan, mereka naik jabatan menjadi seorang atasan atau manajer.
Jika hal ini dialami oleh Anda; mendapatkan manajer atau atasan yang kurang baik, janganlah langsung memutuskan untuk berpindah kerja atau mencari pekerjaan di kantor lain. Sebenarnya, ada beberapa hal yang bisa Anda ambil sebagai pembelajaran diri yang bisa Anda gunakan di masa depan nanti. Yuk simak ulasannya!
Pisahkan pekerjaan dengan urusan pribadi
Berhadapan dengan atasan yang buruk menempatkan Anda dalam posisi yang terjebak untuk berhadapan dengan situasi yang buruk. Cekcok, perbedaan pendapat, dan masalah-masalah sepele sudah menjadi makanan sehari-hari. Nah, dengan berhadapan dengan manajer atau atasan yang buruk, Anda akan belajar bahwa pekerjaan di kantor dan urusan pribadi adalah dua hal yang berbeda, dan don’t take things personally, it’s just work.
Penempatan hierakri yang tinggi tidak menentukan semuanya
Beberapa orang menganggap bahwa manajer dan atasan berhak mendapatkan jabatannya sekarang karena mereka sudah lebih mengetahui berbagai strategi, seluk-beluk perusahaan, dan lebih handal serta tau lebih banyak mengenai bidang kerja yang mereka jalani. Praktiknya, tidak semua manajer dan atasan mengetahui apa yang mereka kerjakan dan mengetahui jalan terbaik. Praktiknya, masih banyak manajer dan atasan yang belum maksimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Nah, jika Anda berada dalam posisi sadar bahwa Anda memiliki ide dan gagasan yang lebih baik dan dianggap lebih efektif untuk dijalain, jangan ragu untuk menyatakannya kepada atasan Anda. Selain baik untuk perkembangan karir, hal ini juga akan membantu memperbaiki sistem kerja Anda dan rekan-rekan kerja Anda.
Jangan diam
Berhubungan dengan poin sebelumnya, berhadapan dengan manajer atau atasan yang buruk harus dengan sikap terbuka. Jangan hanya menjadi diam dan menerima serta melakukan apa yang atasan atau manajer Anda minta, namun sebaliknya, kemukakan jugalah apa yang Anda butuhkan, Anda inginkan. Misalnya, kenaikan gaji, jobdesc baru, atau bahkan hal-hal yang Anda anggap tidak sesuai dengan nilai-nilai yang Anda terapkan selama ini. Kemukakan hal-hal yang Anda anggap tidak sesuai, kurang maksimal, atau hal-hal yang tidak berterima bagi diri Anda.
Mengajarkan diri untuk mengatasi masalah
Berhadapan dengan manajer dan atasan yang buruk akan sangat mengajarkan Anda untuk berhadapan dengan situasi yang tidak menyenangkan, dan berhadapan dengan masalahan yang membuat beban. Sekarang ini, mungkin Anda akan menganggapnya sebagai kekurangan dan sebagai hal yang perlu dikeluhkan, namun percayalah, di kemudian hari, hal ini akan menjadi pembelajaran yang baik untuk Anda dalam menghadapi permasalahan. Suatu saat, Anda akan menjadi leader, dan Anda akan tegas kepada diri sendiri untuk tidak mempelakukan staf Anda sebagaimana bos Anda di masa lampau.
Nah, itu dia beberapa pembelajaran yang bisa Anda ambil dalam menghadapi atasan atau manajer yang buruk agar terhindar dari sikap tersebut di kemudian hari.
Untuk Anda yang masih kesulitan menemukan ruang kantor atau ruang meeting yang sesuai dengan kebutuhan, sekarang sudah ada XWORK yang bisa menemukannya untuk Anda. Hanya perlu akses XWORK melalui website XWORK atau langsung dapatkan aplikasinya di Android. Selain itu, ada juga review ruang meeting dan ruang kantor yang paling direkomendasikan di blog XWORK!”
All images: pexels.com